Kamis, 28 Maret 2013

Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 22, 10 Jumadil Awal 1434 H / 22 Maret 2013

Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh (Bagian 7)

A. Latar Belakang

Buletin Gerbang Muhlisin edisi kali ini merupakan kelanjutan edisi sebelumnya yang akan mengulas tentang tata cara sholat sesuai tuntunan Rosululloh.

B. Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh

10. Sujud yang Kedua

Untuk melaksanakan sujud yang kedua caranya sama seperti halnya sewaktu melakukan sujud yang pertama. Apabila seseorang telah melakukan semua ketentuan (dari mulai takbirotul ihrom hingga sujud yang kedua), maka berarti dia telah melakukan satu rakaat. Oleh karenanya kemudian berpindah ke rakaat kedua, dengan cara:

a) Mengangkat kepala seraya bertakbir intiqol untuk berdiri memasuki rakaat kedua.

b) Dari sujud yang kedua ke sikap berdiri, terlebih dahulu harus duduk iftirosy sejenak (mengenai duduk iftirosy, silahkan baca kembali Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 21). Dan ketika hendak berdiri hendaklah menekan kedua tapak tangan pada tanah (permukaan tempat sholat dilaksanakan).

Dalilnya adalah sebagai berikut:

1) “Hadits dari Malik bin Huwairist bahwa ia melihat Nabi saw. mengerjakan sholat. Bilamana beliau berdiri dalam rakaat gasal (rakaat ke-1 atau ke-3) dari sholatnya, mana sebelum beliau berdiri terlebih dahulu beliau duduk sehingga sempurna duduknya” (Diriwayatkan oleh Bukhori).

2) “Maka apabila beliau mengangkat kepalanya dari sujud yang kedua, beliau duduk (terlebih dahulu) dan beliau menekan (dengan kedua tangan) atas tanah kemudian beliau berdiri” (Diriwayatkan oleh Bukhori).

11. Duduk Tasyahud Awal

Dalam sholat fardhu/wajib yang rakaatnya lebih dari dua, maka pada akhir rakaat kedua, sebelum berdiri untuk melakukan rakaat ketiga harus duduk tasyahud awal terlebih dahulu, caranya yaitu:

a) Duduk iftirosy seraya mengacungkan telunjuk jari tangan kanan, sementara jari-jari lainnya menggenggam. Acungan jari telunjuk tangan kanan dimulai seketika mulai duduk iftirosy.

b) Tapak tangan kiri menggenggam lutut kaki kiri.

c) Membaca tasyahud, yaitu:

“Attahiyya-tu lilla-h washsholawa-tu waththoyyiba-t, assala-mu 'alaika ayyuhan Nabiyyu wa rohmatullo-hi wa baroka-tuh. Assala-mu 'alaina wa 'ala- 'iba-dilla-hish sho-lihin. Asyahadu alla- ila-ha illallo-h wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu- wa rosuluh.”

Artinya: “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebaikan adalah kepunyaan Alloh semata. Semoga keselamatan bagi engkau wahai Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan dari Alloh. Semoga keselamatan juga bagi kita semua hamba-hamba Alloh yang sholih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain alloh dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”

d) Membaca sholawat pada Nabi saw:

"Allo-humma sholli 'ala-Muhammad wa 'ala- a-li Muhammad, kama- shollaita 'ala- Ibrohi-m wa a-li Ibrohim, wa ba-rik 'ala- Muhammad wa a-li Muhammad, kama- ba-rokta 'ala- Ibrohim wa a-li Ibro-him, innaka hami-dum maji-d.”

Artinya: “Ya Alloh, semoga Engkau berkenan menambah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarganya, sebagimana Engkau telah berkenan memberikannya kepada Ibrohim dan keluarganya. Dan semoga Engkau berkenan memberi berkah kepada Muhammad dan keluarganya, seperti halnya Engkau telah berkenan memberikannya kepada Ibrohim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji lagi Maha Mulia.”

e) Kemudian berdo'alah kepada Alloh SWT, sekehendak hatimu yang lebih pendek daripada do'a dalam tasyahud akhir.

Dalilnya adalah:

1) “Hadits dari Ibnu Umar ra. bahwa Rosululloh, jika duduk dalam tasyahhud, meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya dan tangan kanan di atas lutut kanannya serta menggenggamkannya seperti membuat isyarat "lima puluh tiga" (maksudnya jari-jari digenggam, ibu jari ditaruh pada ruas tangan jari tengah di bawah telunjuk jari) dengan mengacunkan jari telunjuknya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

2) “Hadits dari Zubair bahwa Rosululloh kalau duduk berdo'a meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya dan tangan kirinya di atas paha kiri, serta mengacungkan jari telunjuknya, dan telapak tangan kirinya menggenggam lututnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

3) “Hadits dari Abdulloh bin Mas'ud bahwa tatkala kita sholat di belakang Rosululloh kita sama membaca: "Assala-mu 'ala- Jibri-la wa Mi-ka-ila Assala-mu 'ala- fula-n wa fula-n", maka berpalinglah Rosululloh kepada kita lalu bersabda: "Sesungguhnya Alloh itu Yang Maha Selamat, maka apabila salah seorang daripadamu sholat, hendaklah berdo'a: "At-Tahiyya-tu lilla-h was shalawa-tu wath thayyiba-t"… dan seterusnya hadits.” (Muttafaq 'Alaih).

Wallohu a’lam. [Bersambung]

Sumber:

Http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-manhaj.html
Pasha, Musthafa Kamal, Chalil, M.S., Wahardjani. 2003. Fikih Islam Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, Halaman 55-57

Download file pdf Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 22, 10 Jumadil Awal 1434 H / 22 Maret 2013 http://id.scribd.com/doc/131707851/Tata-Cara-Sholat-Sesuai-Tuntunan-Rosululloh-Bagian-7


Kamis, 07 Maret 2013

Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 21, 25 Robiul Akhir 1434 H / 8 Maret 2013

Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh (Bagian 6)

A. Latar Belakang

Buletin Gerbang Muhlisin edisi kali ini merupakan kelanjutan edisi sebelumnya yang akan mengulas tentang tata cara sholat sesuai tuntunan Rosululloh.

B. Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh

Dalil tentang sujud:

1) Hadits dari Ibnu 'Abbas yang mengatakan bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Aku diperintah supaya bersujud di atas tujuh tulang: dahi –seraya menunjuk pada hidungnya – di atas dua belah tangan, kedua lutut dan di atas kedua ujung kaki." (Muttafaq 'Alaih). Hadits dari Wail bin Hajur: "Aku melihat Rosululloh saw. bila bersujud meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangannya dan kalau berdiri mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya". (Diriwayatkan oleh lima imam kecuali Ahmad, sebagaimana yang tersebut dalam kitab Nailul Authar).

2) Hadits dari Abu Huroiroh ra. yang mengatakan bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Kalau salah seorang daripadamu bersujud, maka janganlah berdekam sebagaimana unta berdekam, ialah meletakkan tangannya sebelum lututnya". (Tersebut dalam kitab Taisirul Wushul).

3) Hadits dari Abu Humid Sa'idi ra.: "Saya lebih cermat (hafal) dari padamu tentang shalat Rosululloh saw. Kulihat apabila beliau bertakbir, mengangkat kedua tangannya sejurus dengan bahunya dan apabila ruku' meletakkan kedua tangannya pada lututnya, lalu membungkukkan punggungnya, lalu apabila mengangkat kepalanya ia berdiri tegak sehingga luruslah tiap tulang-tulang punggungnya seperti semula; lalu apabila sujud, ia letakkan kedua teapak tangannya pada tanah dengan tidak meletakkan lengan dan tidak merapatkannya pada lambung, dan ujung-ujung jari kakinya dihadapkan ke arah Qiblat. Kemudian apabila duduk pada raka'at yang kedua ia duduk di atas kaki kirinya dan menumpukkan kaki yang kanan. Kemudian apabila duduk pada raka'at yang terakhir ia majukan kaki kirinya dan menumpukkan kaki kanannya serta duduk bertumpu pada pantatnya." (Diriwayatkan oleh Bukhori dalam kitab Shohihnya).

4) Hadits dari Abdullah bin Malik bin Buhainah, bahwa Nabi saw. jika sholat merenggangkan antara kedua tangannya sehingga kelihatan putih ketiaknya. (Muttafaq 'Alaih atau diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim). Dan dalam shohih Muslim, bahwa Rosululloh saw. jika bersujud merenggangkan kedua tangannya dari ketiaknya, sehingga kulihat putih ketiaknya.

5) Hadits dari al-Barro' bin 'Azib dalam shohih Muslim juga, bahwa Rosululloh saw. bersabda: "Bila kamu bersujud, letakkanlah kedua belah telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu".

6) Hadits dari 'Aisyah bahwa Rosululloh dalam ruku' dan sujudnya beliau mengucapkan: ‘Subha-nakallo-humma robbana- wa bihamdikallo-hummaghfirli” (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim).

7) Hadits dari Hudzaifah: "Aku sholat bersama Rosululloh, maka dalam ruku'nya beliau membaca: "Subhana Robbiyal ‘adzimi " dan dalam sujudnya beliau membaca "Subhana Robbiyal a’la " (Diriwayatkan oleh lima ahli hadits dan dishohihkan oleh at-Tirmidzi).

9. Duduk Antara Dua Sujud

a) Takbir intiqol seraya mengangkat kepala (namun tidak mengangkat kedua tapak tangan) dan duduk iftirosy, yaitu duduk di atas telapak kaki kiri, sedang kaki kanan bertumpu dengan ujung jari-jarinya yang dilipat ke bawah.

b) Meletakan kedua tapak tangan di atas kedua lututnya, seakan-akan tapak tangan menggenggam lutut kemudian membaca:

“Allo-hummaghfirli warhamni-wajburni- wahdini- warzuqni”

Artinya: Ya Alloh, ampunilah daku, kasihanilah diriku, cukupilah aku, berilah petunjuk diriku serta karuniakanlah rezeki kepadaku.

Dalilnya adalah:

1) Hadits dari Aisyah ra.: “Dan Adalah beliau (Rosululloh saw.) menghamparkan kakinya yang kiri dan menegakan yang kanan, dan adalah beliau melarang dari duduknya syetan” (Diriwayatkan oleh Muslim).

2) Hadits dari Rifa’ah bin Rafi’ ra. bahwasanya Rosululloh saw. bersabda kepada seorang desa: “Manakala engkau sujud, maka rapatkanlah untuk sujudmu. Maka apabila engkau duduk, duduklah di atas kakimu yang kiri.” (Diriwayatkan oleh Ahmad).

3) Hadits dari Ibnu Abbas ra.: “Adalah Nabi saw. membaca di antara kedua sujudnya; Allo-hummaghfirli warhamni-wajburni- wahdini- warzuqni.” (Diriwayatkan oleh Turmudzi).

Wallohu a’lam. [Bersambung]

Sumber:

Http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-manhaj.html

Pasha, Musthafa Kamal, Chalil, M.S., Wahardjani. 2003. Fikih Islam Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, Halaman 54-55

Download file pdf Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 21, 25 Robiul Akhir 1434 H / 8 Maret 2013 http://www.scribd.com/doc/129086574/Buletin-Gerbang-Muhlisin-Edisi-21-25-Robi-ul-Akhir-1434-H-8-Maret-2013

 

Jumat, 01 Maret 2013

Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 20, 18 Robiul Akhir 1434 H / 1 Maret 2013

Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh (Bagian 5)

A. Latar Belakang

Buletin Gerbang Muhlisin edisi kali ini merupakan kelanjutan edisi sebelumnya yang akan mengulas tentang tata cara sholat sesuai tuntunan Rosululloh.

B. Tata Cara Sholat Sesuai Tuntunan Rosululloh

7. I’tidal

a) Setelah selesai melaksanakan ruku, kemudian dilanjutkan dengan i’tidal, yaitu berdiri dari ruku seraya mengangkat kedua belah tangan seperti ketika melaksanakan takbirotul ihrom, sekaligus membaca tasmi’:

“Sami'allohu liman hamidah”
Artinya: Semoga Alloh berkenan mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujinya.

Catatan: Khusus untuk sholat yang dilakukan secara berjama’ah, maka makmum tidak perlu membaca tasmi’, makmum hanya membaca Allohuma Robbana- wa lakalhamdu.

b) Setelah berdiri tegak, tangan kanan lurus kembali sejajar dengan badan dan kemudian membaca:

“Robbana- wa lakalhamdu”
Artinya: Ya Tuhan kami, dan segala puji-pujian hanyalah bagi-Mu semata.

c) Bacaan “Robbana- wa lakalhamdu” dapat disempurnakan dengan tambahan bacaan:

“Hamdan kastiron thoyyiban mubarokan fihi”
Artinya: Puji-pujian yang baik dan memberkatinya.

Dalilnya adalah:

1) Hadits dari Abu Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda: "Apabila kamu menjalankan sholat bertakbirlah, lalu membaca sekedar dari al-Qur'an, lalu ruku' sehingga tenang, (tuma'ninah), terus berdiri sampai lurus, kemudian sujud sehingga tenang, kemudian duduklah sampai tenang, lalu sujud lagi sehingga tenang pula; kemudian lakukanlah seperti itu dalam semua sholatmu." (Diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Muslim).

2) Hadits dari Abu Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda jadikanlah imam itu tidak lain melainkan untuk diikuti. Maka apabila ia bertakbir, hendaklah kalian bertakbir. Dan janganlah kalian bertakbir hingga ia bertakbir. Dan apabila ia ruku, hendaklah kalian rukudan janganlah kalian ruku hingga ia ruku. Dan apabila imam berkata Sami'allohu liman hamidah, hendaklah kalian berkata Allohuma Robbana- wa lakalhamdu. (Diriwayatkan oleh Abu Daud)

3) Hadits Abu Huroiroh mengatakan bahwa Rosululloh kalau sholat ia bertakbir ketika berdiri, lalu bertakbir ketika ruku, lalu membaca "sami'alla-hu liman hamidah" ketika mengangkat punggungnya (bangun) dari ruku, lalu membaca selagi beliau berdiri:"Rabbana- walakal hamd", lalu takbir tatkala hendak sujud, lalu bertakbir tatkala hendak mengangkat kepala (duduk antara dua sujud), lalu bertakbir tatkala hendak mengangkat kepala (duduk antara dua sujud), lalu bertakbir tatkala hendak berdiri; kemudian melakukan itu dalam smua sholatnya serta bertakbir tatkala berdiri dari rakaat yang kedua sesudah duduk.” (Diriwayatkan oleh al- Bukhori dan Muslim).

4) Hadits “Pada suatu hari kami sholat di belakang Rosululloh, maka ketika Rosululloh mengangkat kepala dari ruku dan membaca sami'allohu liman hamidah, tiba-tiba seorang lelaki dibelakang beliau membaca robbana- wa lakalhamdu hamdan kastiron thoyyiban mubarokan fihi. Maka setelah sholat, Rosululloh pun menyapa: “Siapa yang membaca bacaan tadi ?”. Orang tersebut menjawab: “Saya, Ya Rosululloh”. Maka bersabdalah Rosululloh: “Sungguh saya melihat ada tiga puluh malaikat lebih yang berlomba-lomba untuk mencatatnya lebih dahulu.” (Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhori, Malik dan Abu Daud)

8. Sujud

a) Dari i’tidal ke sujud membaca takbir intiqol (mengenai takbir intiqol, lihat Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 19).

b) Meletakan kedua lutut dan jari-jemari kedua belah kaki pada permukaan tanah (atau tempat sholat) yang dihadapkan ke arah kiblat.

c) Disusul dengan meletakan kedua tapak tangan ke tanah (atau tempat sholat) dengan merapatkan dahi dan hidung pada tanah. Dan posisi kedua tapak tangan selempang pada pundak.

d) Merenggangkan kedua tangan dari lambung sedikit lebar dan siku terangkat ke atas.

e) Bila sujud telah berada dalam keadaan sempurna kemudian membaca tasbih sebagaimana bacaan ketika melakukan ruku (baca kembali Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 19).

Wallohu a’lam. [Bersambung]

Sumber:

Http://tarjih.muhammadiyah.or.id/download-manhaj.html

Pasha, Musthafa Kamal, Chalil, M.S., Wahardjani. 2003. Fikih Islam Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih, Citra Karsa Mandiri, Yogyakarta, Halaman 50-53

Download file pdf Buletin Gerbang Muhlisin Edisi 20, 18 Robiul Akhir 1434 H / 1 Maret 2013 http://id.scribd.com/doc/127931535/Tata-Cara-Sholat-Sesuai-Tuntunan-Rosululloh-Bagian-5